Mengenal Pupuk Kompos Cacing (Kascing)

Kascing atau disebut juga Vermicompost adalah pupuk organik hasil dari kotoran cacing tanah, khususnya jenis Lumbricus rubellus. Pupuk ini dihasilkan melalui proses penguraian limbah organik oleh cacing. Hasil akhirnya berupa butiran halus berwarna hitam atau cokelat tua, mirip tanah gembur, dan kaya akan unsur hara. Istilah kascing adalah singkatan dari bekas cacing.
Kascing mengandung unsur makro (N, P, K) serta unsur mikro (Ca, Mg, Zn, Fe, Mn, B) yang sangat dibutuhkan tanaman. Selain itu, pupuk ini juga diperkaya dengan mikroorganisme baik yang membantu memperbaiki struktur tanah serta meningkatkan kesuburan secara alami.
Tidak heran jika kascing sering dijuluki “emas hitam” oleh para petani organik, karena manfaatnya yang luar biasa untuk pertumbuhan tanaman.
Metode Pembuatan Kascing

Untuk menghasilkan pupuk kascing, ada beberapa metode yang biasa digunakan. Berikut adalah langkah-langkah sederhana yang bisa diterapkan:
1. Pemilihan Bahan Baku
Bahan utama pembuatan kascing adalah limbah organik seperti:
- Sisa sayuran dan buah-buahan
 - Daun kering
 - Kotoran ternak (sapi/kambing/ayam) yang sudah setengah matang
 - Jerami padi
 
Semakin beragam bahan organik yang digunakan, semakin kaya kandungan nutrisi pupuk kascing.
2. Pemilihan Jenis Cacing
Jenis cacing yang paling banyak dipakai adalah Lumbricus rubellus, karena:
- Mudah berkembang biak
 - Cepat mencerna bahan organik
 - Tahan terhadap lingkungan yang lembap
 
3. Proses Vermikomposting
Metode ini dikenal dengan sebutan vermicomposting, yaitu proses penguraian limbah organik oleh cacing. Caranya:
- Siapkan wadah (kotak kayu, ember besar, atau bak semen).
 - Letakkan alas dari karung goni atau tanah lembap.
 - Masukkan bahan organik yang sudah dipotong kecil-kecil.
 - Tambahkan cacing tanah secukupnya.
 - Tutup wadah dengan kain atau karung agar tetap lembap dan terlindung dari sinar matahari langsung.
 - Jaga kelembapan dengan menyiram sedikit air (tidak terlalu basah).
 
Dalam waktu 30–60 hari, cacing akan menguraikan bahan organik menjadi butiran halus berwarna hitam. Inilah pupuk kascing siap pakai.
Cara Penggunaan Kascing pada Tanaman
Kascing sangat fleksibel dalam penggunaannya, baik untuk tanaman hias, sayuran, buah-buahan, maupun tanaman perkebunan. Berikut cara aplikasinya:
1. Sebagai Campuran Media Tanam
Campurkan kascing dengan tanah dan sekam dengan perbandingan 2:1:1. Hasilnya, media tanam menjadi lebih gembur, kaya nutrisi, dan memiliki aerasi yang baik.
2. Sebagai Pupuk Tabur
Taburkan kascing di sekitar perakaran tanaman. Untuk tanaman kecil, cukup 1–2 genggam. Untuk tanaman besar atau pohon buah, bisa 2–5 kg per pohon, tergantung usia tanaman.
3. Sebagai Pupuk Cair (Teh Kascing)
Kascing bisa dijadikan pupuk cair dengan cara merendamnya dalam air selama 24–48 jam. Air rendaman ini kemudian digunakan untuk menyiram atau menyemprot daun tanaman.
4. Untuk Persemaian Bibit
Kascing sangat baik untuk media semai karena kandungan haranya stabil dan tidak “panas” seperti pupuk kimia. Bibit yang ditanam pada media bercampur kascing tumbuh lebih kuat dan cepat beradaptasi setelah dipindahkan ke lahan.
Keuntungan Menggunakan Kascing

Mengapa banyak petani dan penghobi tanaman beralih ke pupuk kascing? Berikut beberapa keuntungan utamanya:
1. Ramah Lingkungan
Kascing sepenuhnya alami tanpa bahan kimia berbahaya. Menggunakannya berarti mendukung pertanian berkelanjutan.
2. Kaya Nutrisi dan Mikroorganisme
Kandungan unsur hara makro dan mikro lengkap, serta adanya mikroba baik membuat kascing mampu meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang.
3. Memperbaiki Struktur Tanah
Kascing membuat tanah lebih gembur, poros, dan memiliki daya ikat air yang baik. Ini penting terutama di tanah yang keras atau berpasir.
4. Aman untuk Semua Jenis Tanaman
Berbeda dengan pupuk kimia yang bisa menyebabkan “overdosis” pada tanaman, kascing aman dipakai meski berlebihan.
5. Mengurangi Limbah Organik
Proses pembuatan kascing memanfaatkan sampah dapur, daun kering, dan kotoran ternak sehingga membantu mengurangi limbah rumah tangga maupun pertanian.
Kekurangan Menggunakan Kascing
Meski banyak manfaatnya, kascing juga punya beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:
- Ketersediaan Terbatas
Produksi kascing membutuhkan waktu dan cacing dalam jumlah banyak, sehingga ketersediaannya kadang terbatas di pasaran. - Harga Relatif Lebih Mahal
Dibanding pupuk kimia, harga kascing bisa lebih tinggi karena proses produksinya lebih lama. - Butuh Volume Banyak
Kandungan unsur hara kascing relatif rendah jika dibanding pupuk kimia sintetis. Untuk hasil maksimal, penggunaannya harus dalam jumlah lebih banyak. - Kualitas Bergantung pada Bahan Baku
Jika bahan organik yang digunakan berkualitas rendah atau tercemar pestisida, maka kualitas kascing juga menurun. 
Tips Maksimal dalam Menggunakan Kascing (Vermicompost)
- Gunakan kascing sebagai pupuk dasar saat menanam.
 - Kombinasikan dengan pupuk organik cair untuk hasil lebih optimal.
 - Simpan kascing di tempat teduh dan kering agar tidak berjamur atau berbau.
 - Untuk hasil kebun jangka panjang, gunakan kascing secara rutin setiap musim tanam.
 
Kesimpulan
Pupuk kompos cacing atau kascing adalah solusi alami untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Dengan metode vermikomposting, kascing bisa dibuat dari limbah organik rumah tangga maupun pertanian.
Penggunaannya mudah, bisa sebagai campuran media tanam, pupuk tabur, hingga pupuk cair. Manfaatnya pun banyak: ramah lingkungan, memperbaiki tanah, kaya nutrisi, dan aman untuk semua jenis tanaman.
Meski memiliki kekurangan seperti ketersediaan terbatas dan butuh volume besar, kascing tetap menjadi pilihan unggulan bagi pertanian organik dan penghobi tanaman. Dengan kascing, kita bisa menanam lebih sehat, lebih subur, dan tentu saja lebih ramah lingkungan.
FAQ tentang Pupuk Kompos Cacing (Kascing)
1. Apa bedanya pupuk kascing dengan pupuk kandang biasa?
Pupuk kascing berasal dari kotoran cacing yang sudah melalui proses penguraian alami, sehingga lebih halus, tidak berbau menyengat, dan kandungan nutrisinya lebih mudah diserap tanaman. Sedangkan pupuk kandang biasanya masih perlu difermentasi lama agar tidak “panas” bagi tanaman.
2. Apakah kascing bisa digunakan untuk semua jenis tanaman?
Ya, kascing aman digunakan untuk semua jenis tanaman, mulai dari sayuran, buah-buahan, tanaman hias, hingga pohon perkebunan. Karena sifatnya yang lembut dan tidak merusak akar, kascing cocok bahkan untuk tanaman muda atau bibit.
3. Berapa lama kascing bisa disimpan?
Kascing bisa disimpan cukup lama, bahkan hingga 6–12 bulan, asalkan ditempatkan di tempat kering, teduh, dan tidak terkena air langsung. Jika kelembapan terlalu tinggi, kascing bisa berjamur atau berbau.
4. Bagaimana cara membuat pupuk cair dari kascing?
Caranya mudah: rendam 1 kg kascing dalam 10 liter air bersih, diamkan 24–48 jam, lalu saring. Air hasil rendaman disebut teh kascing dan bisa digunakan untuk menyiram atau menyemprot tanaman.
5. Mengapa harga kascing lebih mahal dibanding pupuk kimia?
Karena proses produksinya membutuhkan waktu, cacing dalam jumlah besar, serta bahan organik berkualitas. Meski begitu, kascing lebih ramah lingkungan, aman, dan memberi efek jangka panjang pada kesuburan tanah.
6. Apakah kascing bisa dibuat dari sampah dapur rumah tangga?
Bisa. Sisa sayuran, kulit buah, ampas kopi, hingga daun kering bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku kascing. Namun hindari sampah anorganik atau sisa makanan berminyak karena dapat mengganggu proses pencernaan cacing.
7. Seberapa sering kascing perlu diberikan pada tanaman?
Untuk tanaman sayuran, kascing bisa ditambahkan setiap 2–3 minggu sekali dalam jumlah kecil. Untuk pohon buah, bisa diberikan setiap 1–2 bulan sekali dengan dosis lebih banyak sesuai ukuran tanaman.










Leave a Reply